Misteri Angka 26, 26th SEA Games Sebuah Bencana
olah ragaSore ini saya baru pulang dari kampus. Seusai masuk kamar, saya lantas berbaring sejenak untuk melepaskan lelah. Beberapa menit kemudian, saya memutuskan untuk membuka komputer yang saya letakkan di meja. Saya bermaksud mengetahui beberapa kejadian di tanah air melalui beberapa media online.
Dari beberapa topik berita yang tersaji, saya tertarik dengan berita tentang SEA Games ke-26 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang. Salah satu berita yang cukup memalukan, namun juga membuat tertawa adalah mengenai pembatalan pertandingan dayung karena fasilitas belum rampung. Seperti berita yang diturunkan oleh Metro TV yang berjudul Fasilitas Belum Rampung, Pertandingan Dayung Batal, pembangunan menara finish atau sarana pencatat waktu di arena dayung SEA Games, Cipule, Karawang, Jawa Barat, hingga Jumat (10/11), belum rampung. Pertandingan yang seharusnya dimulai hari ini, diundur hingga Sabtu besok.
Membaca berita tersebut, Indonesia selaku tuan rumah tampak tidak siap sebagai panitia penyelenggara event dua tahun di kawasan Asia Tenggara ini. Tentu sangat memalukan karena hal tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, yang menyatakan bahwa sarana prasarana selesai pada Rabu sore. Kenyataannya, hingga hari Jumat, sarana dan fasilitas perlombaan belum siap.
Masih terkait dengan persiapan Indonesia selaku tuan rumah SEA Games ke-26 yang diselenggarakan di dua kota, Jakarta dan Palembang, berita lain yang diturunkan oleh Metro TV berkaitan dengan kesiapan fasilitas Media Centre untuk para wartawan/jurnalis SEA Games. Berita dengan judul Wartawan Keluhkan Kondisi Media Center SEA Games tersebut mengupas ketidaksiapan media center SEA Games XXVI di Gedung Piramida Biri, Senayan, Jakarta. Para wartawan terpaksa membuat berita di hotel karena fasilitas internet di media centre belum tersedia. Salah seorang wartawan dari Thailand mengeluhkan sulitnya mendapatkan jadwal pertandingan secara lengkap dari panitia.
Saya memang tidak langsung mengamati langsung dari lapangan, namun melihat kedua berita di atas, selaku tuan rumah, Indonesia tampak tidak siap menjadi tuan rumah perhelatan olahraga event bergengsi di kawasan Asia Tenggara tersebut. Saya khawatir kepercayaan negara-negara peserta maupun dalam konteks yang lebih luas (Asia dan dunia) akan memandang Indonesia tidak lagi bisa dipercaya menyelenggarakan event olahraga yang lebih bergengsi, seperti Asian Games, Olimpiade atau World Cup. Bila event dalam satu kawasan saja gagal diselenggarakan dengan baik, bagaimana mungkin Indonesia bisa dipercaya menjadi tuan rumah untuk event yang lebih besar dan luas? Mimpi kali yee!
Saya lantas othak-athik gathuk sambil menunggu beras yang sedang saya masak untuk makan malam. Beberapa waktu yang lalu marak dibicarakan tentang bencana alam yang terjadi di Indonesia dan dunia yang berkaitan dengan angka 26 (Silakan cari berita dan diskusinya sendiri ya, ada banyak di internet kok, googling saja). Nah, karena SEA Games kali ini adalah perhelatan yang ke-26, apakah event olahraga level Asia Tenggara ini juga akan menjadi sebuah bencana untuk Indonesia? Mungkin saja SEA Games ini menjadi sebuah bencana bagi Indonesia, jika melihat persiapan dan kinerja panitia yang amburadul pada kedua berita di atas. Ketika Indonesia tidak lagi dipercaya oleh negara-negara lain karena SEA Games ke-26 yang acak-acakan, pada saat itulah Indonesia sedang dilanda bencana.
Salam hangat dari “dalam kulkas” bermerek Groningen
Groningen, masih tanggal 10 November 2011
Selamat Hari Pahlawan, maju terus Indonesia