Sby Membuka Wacana Pemindahan Ibu Kota Jakarta
headlines nasionalJurnal Harian - Walau tidak tabu, bahkan mendorong masyarakat untuk berdiskusi tentang kemungkinan pemindahan ibu kota, ternyata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum pernah melontarkan diskusi ini secara langsung kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Dengan Jokowi belum pernah dibahas," kata Velix Wanggai, Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu, 19 Januari 2013.
Menurut Velix, sejauh ini SBY baru mengajukan skenario pembenahan total ibu kota kepada Jokowi. "Dari penanganan banjir, tata ruang wilayah, permukiman di sekitar bantaran kali, kemacetan, juga transportasi," ujar dia.
Artinya, walau belum memilih salah satu dari tiga opsi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih condong ke opsi skenario pertama. Opsi tersebut yaitu mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota, pusat pemerintahan, sekaligus kota ekonomi dan perdagangan, dengan konsekuensi pembenahan. "Itu masih pilihan yang realistis bagi presiden," kata Velix.
Wacana pemindahan ibu kota kembali bergulir seiring dengan masa tanggap darurat banjirnya Jakarta. Ternyata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tabu untuk membicarakan wacana ini kembali. "Sejak 2009 lalu, Presiden terbuka dan tidak tabu untuk berdiskusi atas wacana perpindahan ibu kota negara. Menurut Presiden, Jakarta tidak bisa lagi menampung interaksi manusia dan lingkungannya," kata Velix.
Ia pun menuturkan Presiden pernah melontarkan ajakan diskusi tentang pemindahan ibu kota pada 2 Desember 2009 lalu di Palangkaraya pada acara pembukaan Rapat kerja Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Kemudian ditegaskan kembali beberapa kali pada Buka Bersama dengan pimpinan media massa pada 9 Agustus 2010, dan di acara Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) pada awal September 2010.
Ada tiga opsi atau skenario yang bisa dipilih. Pertama, ibu kota tetap di Jakarta tetapi dibenahi secara total. Kedua, ibu kota tetap di Jakarta tetapi pusat pemerintahan pindah ke lokasi lain. Ketiga, dibangunnya ibu kota yang sama sekali baru.
ARYANI KRISTANTI
sumber : tempo.co