Rabu, 23 Januari 2013

Selamatkan Jakarta Rp 60 T, Pindah Ibukota Rp 150 T

Selamatkan Jakarta Rp 60 T, Pindah Ibukota Rp 150 T


Jurnal Harian - JAKARTA - Banjir Jakarta memicu kembali perdebatan mengenai urgensi memindahkan Ibukota Indonesia. Dari segi biaya, menyelamatkan Jakarta lebih murah karena hanya butuh Rp 60 triliun, daripada boyangan Ibukota dengan biaya sekitar Rp 150 juta.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengatakan, ada beberapa program Kementerian Pekerjaan Umum untuk penanggulangan banjir Jakarta.

Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) misalnya telah memasuki tahap tender dan akan mulai groundbreaking pada  April 2013. 

Anggaran Pemerintah Pusat (Kementerian Pekerjaan Umum) Rp 600 miliar, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Rp 800 miliar (pagu anggaran 2013)

Ada juga pembuatan daun pintu air baru di Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet. Ini sudah dilaksanakan sejak 2013 dan ditargetkan selesai 2014. 

Penambahan pintu air di Manggarai akan menambah daya pintu air dari sekitar 350 meter kubik per detik menjadi 500 meter kubik per detik. Sedangkan penambahan pintu air Karet akan menambah daya tampung dari semula 500 meter kubik per detik menjadi 740 meter kubik per detik.

Normalisai Sungai Pesanggrahan, Sungai Angke bagian hulu, dan Sungai Sunter yang sudah mulai dilakukan sejak 2012 dan ditargetkan selesai 2014. 

Normalisasi Kanal Banjir Barat dan pembangunan Kanal Banjir Timur.  

Sedangkan pembangunan Kanal Banjir Timur mampu mengurangi 16 kawasan rawan genangan. Kanal banjir ini sudah difungsikan.

Program yang akan berjalan antara lain pembuatan Sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur Kementerian Pekerjaan Umum berencana membuat sodetan atau gorong-gorong bawah tanah yang menyambungkan Sungai Ciliwung dengan Kanal Banjir Timur.

Sodet direncanakan memiliki panjang 1,454 kilometer dan membentang dari Sungai Ciliwung di belakang Sekolah Tinggi Ilmu Statistik di Jalan Otto Iskandar Dinata, hingga ke KBT di jalan D.I Panjaitan, Jakarta Timur. 

Target bisa dilaksanakan tahun ini dan selesai 2014. Anggarannya capai Rp 500-700 miliar

Kementerian pekerjaan Umum juga berencana menormalisasi Sungai Ciliwung dengan cara mengeruk sedimentasi dan melebarkan sungai. Targetnya, Sungai Ciliwung memiliki lebar 50-60 meter dengan kedalaman 3-5 meter. Anggaran Tahap I Manggarai-Casablanca, butuh dana Rp 450 miliar

Waduk Ciawi telah memasuki tahap desain teknik dan kajian geoteknologi. 

Waduk Ciawi diperkirakan mampu menampung 33 juta kubik air. Namun pemerintah menilai pembangunan waduk ini tidak banyak memberikan mafaat pada penanggulangan banjir. Sebab, pembangunan waduk hanya mengurangi 10-15 persen banjir Jakarta. Anggarannya Rp 3,5 triliun.

Sementera, untuk menjadikan gagasan pemindahan ibukota negara ke luar Jakarta tidak sebatas wacana, diperlukan dana setidaknya Rp 150 triliun. 

"Sampai tuntas pemindahannya butuh Rp 150 triliun," kata pengamat kebijakan publik UI Andrinof A.Chaniago . Angka itu  hasil perhitungan kasar yang disusun Visi Indonesia 2033.

Menurut dia, anggaran Rp 150 triliun itu tidak akan terlalu berat kalau bersifat multiyears. Bila setiap tahun bisa dianggarkan Rp 15 triliun, maka proses pemindahan ibukota akan selesai dalam waktu 10 tahun.

"Rp 15 triliun per tahun itu artinya kurang dari 1 persen APBN per tahun," kata pria kelahiran Padang, 3 November 1962, itu. Untuk lokasi ibukota barunya sendiri, Andrinof belum mau membicarakannya terlalu spesifik. Dia hanya menyebut salah satu alternatifnya bisa di Kalimantan.

Andrinof mengatakan Rp 150 triliun dalam sepuluh tahun atau Rp 15 triliun per tahun merupakan jumlah yang kecil dibandingkan manfaat jangka panjang yang akan diperoleh dengan mendirikan ibukota baru berkelas dunia. "Bandingkan saja dengan kerugian akibat macet di Jakarta yang mencapai Rp 45 triliun lebih per tahun itu," katanya.

Tapi, dia mengaku sudah pesimistis gagasan pemindahan ibukota akan dikonkretkan dalam masa pemerintahan periode sekarang. Dengan nada menyindir, Andrinof menyebut kepemimpinan sekarang masih tidak melihat masalah besar yang menanti di depan mata dengan tidak segera memutuskan kebijakan. "Apa boleh buat. Kita harus menoleh lagi ke penguasa baru di tahun 2014," ujar Andrinof.

Secara terpisah, dukungan pemindahan ibukota juga datang dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. "Dengan sering terjadinya banjir yang melumpuhkan ibukota Jakarta, maka saatnya untuk dipertimbangkan pemindahan ibukota ke tempat lain," katanya.

Menurut dia, lokasi yang tergolong ideal adalah Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bahkan, pemindahan ibukota dari Jakarta ke Palangkaraya sudah diproyeksikan oleh Presiden pertama Bung Karno. Ins,viv

 
Selamatkan Jakarta Rp 60 T, Pindah Ibukota Rp 150 T
4/ 5
Oleh
Add Comments


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.