Selasa, 22 Januari 2013

Wow..., Hary Tanoe Pindah Partai ?

Wow..., Hary Tanoe Pindah Partai ?


C3
Jurnal Harian - Gelombang konflik di Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mencapai puncaknya. Seorang tokoh pentingnya, yakni Hary Tanoesudibyo (HT), resmi menyatakan mundur dari partai yang dideklarasikan pada 26 Juli 2011 itu. Saat bergabung dengan Partai Nasdem, bos MNC Group itu didapuk sebagai Ketua Dewan Pakar sekaligus Wakil Ketua Majelis Nasional Partai.

"Dengan mundurnya saya, terhitung mulai hari ini saya bukan lagi anggota Partai Nasdem," kata Hary Tanoe di HT Foundation, Jalan Diponegoro No.29, Jakarta Pusat, kemarin (21/1). Dengan keputusan itu, semua iklan politik dirinya di televisi yang mengampanyekan "gerakan perubahan" sebagai tagline Partai Nasdem juga dihentikan. "Itu sudah pasti, karena saya bukan kader Partai Nasdem lagi," tegasnya.

Sebelum menggelar konferensi pers, Hary Tanoe terlebih dulu menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jalan RP Soeroso No.44, Gondangdia Lama, Jakarta Pusat. Hary Tanoe tidak sendirian. Beberapa pengurus teras DPP juga ikut mengundurkan diri. Di antaranya, Sekjen Partai Nasdem Ahmad Rofiq, Wasekjen Saiful Haq, dan Ketua Bidang Internal dan Kaderisasi Endang Tirtana.

Apakah keputusannya ini masih akan diikuti pengurus dan kader Partai Nasdem di daerah? "Saya tidak mau memperkeruh suasana. Saya tidak tahu. Kita lihat saja. Saya tidak mau memprovokasi, karena ini keputusan pribadi," jawab Hary Tanoe bergabung dengan Partai Nasdem pada 9 Oktober 2011, itu.

Hary Tanoe mengakui keputusannya untuk mundur, karena kecewa dengan rencana Surya Paloh yang hendak merombak struktur kepengurusan DPP. "Saya ingin sekali mempertahankan struktur kepengurusan yang saat ini berlangsung, tanpa adanya perubahan," katanya.

Dia beralasan mayoritas anggota dan pengurus Partai Nasdem di daerah saat ini dari kalangan muda. Karena itu, para senior partai, seperti dirinya dan Surya Paloh seharusnya mendorong kaum muda itu supaya bekerja lebih giat dan keras. "Tapi, Pak Surya Paloh ingin ada perubahan, langsung terjun sebagai ketua umum partai," ujar pria kelahiran Surabaya, 26 September 1965, itu. Perkembangan inilah yang membuat Hary Tanoe merasa tidak cocok lagi untuk berjalan bersama Surya Paloh.

"Bukan berarti saya dan Pak Surya Paloh berkonflik. Kami secara pribadi bersahabat. Tadi ngobrol lama saat menyampaikan surat pengunduran diri," tegasnya.

Pasca mundur, Hary Tanoe mengaku belum memutuskan langkah selanjutnya. Tapi, dia mengisyaratkan tidak akan meninggalkan dunia politik. "Bagaimana gerakan politik ini tetap bisa dilaksanakan untuk mengembangkan idealisme kami semua dan teman-teman yang lain. Tujuan kita satu bagaimana bisa berbuat untuk bangsa kita dan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik," katanya.

Soal cara, lanjut Hary Tanoe, ada tiga pilihan. Bisa dengan mendirikan organisasi kemasyarakatan (ormas), mendirikan partai baru, atau bergabung dengan partai yang sudah ada. Dia menyadari opsi mendirikan partai baru kurang strategis, karena tentunya tidak mungkin bisa ikut pemilu 2014.

Sebaliknya, dengan bergabung ke salah satu partai peserta pemilu mendatang bisa langsung terlibat aktif dalam pemilu.

"Pilihan mana yang dipilih terus terang tidak bisa menyampaikan saat ini," tegasnya.

Dia tidak membantah beberapa partai sudah mencoba membangun komunikasi dengannya. Tapi, Hary Tanoe belum membuat keputusan apapun. "Saat ini fokus saya pengunduran diri," tegasnya.

Sewaktu dikonfirmasi soal isu bahwa dirinya mundur dari Partai Nasdem, karena tidak mendapat garansi dari Surya Paloh untuk diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) 2014, Hary Tanoe langsung mengelak. "Saya tidak pernah menyatakan saya ingin untuk wapres 2014. Tapi, itu yang berkembang di media massa. Bukan dari saya. Itu katanya orang lain, bukan kata saya," kata Hary Tanoe.

Dia juga membantah kabar telah membangun komunikasi intensif dengan Ketua Dewan Pembina sekaligus capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kabar yang santer berkembang, Hary Tanoe diproyeksikan menjadi cawapres Prabowo. "Sampai hari ini saya belum pernah berkomunikasi dengan Pak Prabowo di bidang politik," tandasnya.

Pada akhir Januari ini, Partai Nasdem rencananya akan menggelar kongres. Melalui kongres itu, ketua umum sekaligus pendiri ormas Nasdem Surya Paloh akan mengambil alih kepemimpinan partai dari ketua umum Patrice Rio Capella. Menurut mantan Sekjen Partai Nasdem Ahmad Rofiq, sebenarnya tidak ada yang menolak rencana majunya Surya Paloh tersebut. Asalkan mengikuti mekanisme dan aturan partai.

"Kongres ini diputuskan siapa? Saya sebagai sekjen merasa tidak pernah ada rapat khusus terkait keputusan kongres. Makanya, sampai sekarang tandatangan undangan juga tidak mau," kata Rofiq. Keputusannya untuk mundur, lebih dikarenakan keinginannya untuk tetap berada di jalur konstitusional. "Kalau Majelis Nasional Partai (MNP) rapat mengadakan kongres beberapa bulan yang lalu, pasti saya ikuti, karena keputusan tertinggi. Tapi, mekanisme itu tidak pernah ditempuh," tegas Rofiq.

Keputusan Hary Tanoe untuk mundur disayangkan oleh internal Partai Nasdem. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan menjelaskan, semua pihak harus menghormati hak yang melekat pada tiap diri Warga Negara Indonesia.  Terlebih, terkait dengan  bergabung atau tidaknya seseorang dalam suatu partai politik.

"Kita patut menyayangkan, tapi kita tidak berhak untuk melarangnya apalagi menghalangi penggunaan hak politik tersebut," ujar Ferry rilis tertulisnya.

Menurut Ferry, dirinya menyampaikan rasa terimakasih atas kontribusi Hary terhadap Partai Nasdem. Ferry mengakui jika sebagai partai baru, Partai Nasdem belum sebaik dan seideal yang diharapkan.
"Kita sampaikan terima kasih karena sudah sempat bergabung, maaf jika Nasdem belum sebaik yang diharapkan,"lanjutnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Pol Tracking Institute Hanta Yudha AR mengatakan, Partai Nasdem hampir bisa dipastikan menjadi lemah menjelang Pemilu 2014 karena sejumlah kader terbaik partai itu hengkang. ’’Dengan keluarnya HT (Hary Tanoesoedibjo) kekuatan Nasdem akan anjlok,’’ lontar Hanta, Senin (21/1) di Jakarta.

Hanta menilai dukungan sejumlah media massa dari MNC Group yang selama ini diberikan HT kepada Partai Nasdem tidak bisa diabaikan begitu saja oleh semua pihak. Sebab, sebagai parpol baru Nasdem memang sangat membutuhkan sosialisasi apalagi promosi. ”Tanpa promosi yang gencar pada sejumlah media massa, partai tersebut diragukan akan lolos sebagai peserta Pemilu 2014. Karena dukungan medianya berkurang, sangat dimungkinkan Nasdem akan mengalami titik balik dari ketenaran menuju sebaliknya,’’ lanjut Hanta. (ind/pri/bay) 

Sumber : indopos.co.id
Wow..., Hary Tanoe Pindah Partai ?
4/ 5
Oleh
Add Comments


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.