Air Toilet Senayan City Ternyata Dari 'Air Limbah'
Jakarta
Jakarta - Tidak banyak orang tahu ternyata air toilet
yang digunakan pengunjung Mal Senayan City berasal dari air limbah mal
tersebut, baik dari restoran, salon, dan lainnya.
"Banyak orang tidak tahu air toilet kami itu airnya dari air limbah salon, dari restoran dan lainnya, yang kami oleh kembali, kami recovery dengan alat, sehingga airnya jernih kembali dan layak digunakan untuk air siram toilet, buat air conditioner, buat siram taman. Tapi kalau untuk air keran tetap kami pakai air PDAM," kata Chief Executive Officer (CEO) Senayan City Handaka Santosa ketika ditemui detikFinance di Senayan City, Selasa (5/2/2013).
Dengan melakukan recovery atau pemulihan air pembuangan tersebut, dapat menghemat biaya pengeluaran dari tagihan air PDAM per bulannya sebesar 40%.
"Bisa hemat 40% dari biaya tagihan air, di mana kira-kira biaya air PDAM per bulannya sekitar Rp 200 juta," ungkap Handaka.
Handaka juga mengungkapkan, pihaknya anti menggunakan air tanah. "Kami bahkan tidak pernah pakai air tanah. Air tanah hanya cadangan saja, kita pakai air PDAM, kalau sampai pakai saya minta bayar sendiri manajernya, kita pakai hanya keadaan darurat ketika banjir misalnya," ujarnya.
Untuk itulah Handaka yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta mengatakan, dirinya ingin mendorong mal lainnya mengikuti langkah Senayan City untuk go green.
"Saya ingin mendorong mal lain di Jakarta untuk Go Green, untungnya banyak, dan life style masyarakat yang sudah berubah, suka pada hal-hal yang go green," tandas Handaka.
(rrd/ang)
"Banyak orang tidak tahu air toilet kami itu airnya dari air limbah salon, dari restoran dan lainnya, yang kami oleh kembali, kami recovery dengan alat, sehingga airnya jernih kembali dan layak digunakan untuk air siram toilet, buat air conditioner, buat siram taman. Tapi kalau untuk air keran tetap kami pakai air PDAM," kata Chief Executive Officer (CEO) Senayan City Handaka Santosa ketika ditemui detikFinance di Senayan City, Selasa (5/2/2013).
Dengan melakukan recovery atau pemulihan air pembuangan tersebut, dapat menghemat biaya pengeluaran dari tagihan air PDAM per bulannya sebesar 40%.
"Bisa hemat 40% dari biaya tagihan air, di mana kira-kira biaya air PDAM per bulannya sekitar Rp 200 juta," ungkap Handaka.
Handaka juga mengungkapkan, pihaknya anti menggunakan air tanah. "Kami bahkan tidak pernah pakai air tanah. Air tanah hanya cadangan saja, kita pakai air PDAM, kalau sampai pakai saya minta bayar sendiri manajernya, kita pakai hanya keadaan darurat ketika banjir misalnya," ujarnya.
Untuk itulah Handaka yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta mengatakan, dirinya ingin mendorong mal lainnya mengikuti langkah Senayan City untuk go green.
"Saya ingin mendorong mal lain di Jakarta untuk Go Green, untungnya banyak, dan life style masyarakat yang sudah berubah, suka pada hal-hal yang go green," tandas Handaka.
(rrd/ang)
sumber : detik.com