Sabtu, 13 April 2013

Jor-joran beli pesawat, faktor keselamatan Lion Air diragukan

Jor-joran beli pesawat, faktor keselamatan Lion Air diragukan

Jor-joran beli pesawat, faktor keselamatan Lion Air diragukan
Foto : merdeka.com

Dalam periode 10 tahun terakhir, maskapai penerbangan murah Lion Air mengalami 11 kali insiden. Kecelakaan teranyar tentu saja pendaratan darurat di perairan dekat Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, yang dialami pesawat berkode JT 960 rute Bandung-Bali, sekitar pukul 13.00 WITA, hari ini, Sabtu (13/4).

Meski punya rekam jejak terlibat banyak kecelakaan, Lion Air tetap mendapat kepercayaan masyarakat dan mampu merebut 44 persen pangsa pasar industri penerbangan nasional selama 2012. Bahkan, bulan lalu, aksi korporasi maskapai milik Rusdi Kirana itu menggemparkan seluruh dunia. Lion Air mengumumkan pembelian 234 unit pesawat Airbus jenis A320 senilai Rp 233 triliun.

Dua tahun sebelumnya, maskapai yang bersaing ketat dengan Air Asia asal Malaysia ini sudah mengejutkan publik saat membeli 201 pesawat Boeing jenis 737-800 ER.

Akibat insiden untuk kesekian kalinya, Lion Air menerima kritikan dari pengamat penerbangan Alvin Lie. Dia meragukan ekspansi bisnis maskapai berlogo singa merah itu sudah mempertimbangkan faktor keselamatan.
Salah satu indikator keselamatan yang diragukan Alvin adalah rekrutmen pilot. Dia khawatir demi memenuhi rasio pesawat dan pilot yang semakin bertambah tahun depan, Lion Air bakal merekrut sumber daya manusia asal-asalan.

"Beli pesawat itu mudah, tapi jangan lupa pesawat harus diterbangkan manusia, apakah sistem rekrutmen (Lion Air) sudah memenuhi standar, kan mereka harus mendapatkan penerbang dalam jumlah banyak. Saya khawatir dalam upayanya mendapat penerbang itu toleransinya (terhadap kualitas pilot) terlalu tinggi," ujarnya kepada merdeka.com lewat sambungan telepon.

Dia pun menyoroti perlunya Lion Air mendapatkan teknisi sampai kru kabin yang berkualitas. Pasalnya, memiliki banyak armada pesawat otomatis mengharuskan maskapai ini memiliki SDM di darat dan udara yang mumpuni.

"SDM yang harus dimiliki itu kan termasuk penerbang, teknisi ground, sampai cabin crew, awak kabin kan bukan sekadar melayani makan minum, tapi juga proses penyelamatan evakuasi juga harus selalu diajarkan," kata Alvin.

Meski belum tentu berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tahun ini, reputasi Lion Air akibat kecelakaan ini sudah pasti tergerus. Selain itu, akibat kecelakaan di Ngurah Rai tadi siang, maskapai murah ini harus mengeluarkan biaya tak terduga banyak sekali. Meliputi klaim ganti rugi pada 101 penumpang hingga polis asuransi yang melonjak karena tingkat insiden.

"Jelas (bisnis Lion Air) akan terganggu. Banyak krunya tidak boleh terbang selama investigasi, belum lagi klaim ganti rugi dari penumpang juga klaim evakuasi pesawat enggak sedikit. Dan yang pasti reputasi maskapainya, polis asuransinya akan meningkat, karena (Lion Air) masuk risiko tinggi," tandasnya.
[noe]
 
Sumber :  merdeka.com
Jor-joran beli pesawat, faktor keselamatan Lion Air diragukan
4/ 5
Oleh
Add Comments


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.