Minggu, 20 November 2011

Bonus Pusingkan Menpora

Bonus Pusingkan Menpora

JAKARTA-Ambisi Indonesia untuk meraih gelar Juara Umum Sea Games 2011 semakin dekat. Hingga pukul 21.00 tadi malam (18/11), kontingen Merah Putih sudah mengoleksi 125 emas, 93 perak, 82 perunggu. Sementara pesaing terdekatnya, Vietnam, masih di kisaran angka 70 emas.
Pujian pun mengalir ke skuad Ga ruda. Bahkan, bonus besar pun siap digelontorkan kepada atlet dan pelatih berprestasi Hingga pukul 21.00 tadi malam, kontingen Merah Putih memang makin perkasa di tahta teratas klasemen SEA Games 2011.
Koleksi medalinya, sudah sa ngat jauh meninggalkan Vietnam yang nangkring di posisi dua besar. Koleksi medali Vietnam, baru sebatas 70 emas, 66 perak, 66 perunggu. ”Ini semua berkat persiapan yang matang. Setelah menunggu selama 14 tahun, akhirnya In donesia bisa mendapatkan emas di atas 100. Tentu saya sangat senang,” tutur Menpora Andi Mallarangeng, kemarin (18/11).
Yang jadi persoalan sekarang tentu saja besarnya kocek yang harus dikeluarkan pemerintah. Maklum, ganjaran penghargaannya terbilang sangat fantastis. Sumbangsih emas dihargai Rp 200 juta. Untuk perak, Rp 50 ju ta. Sementara perunggu, digan jar Rp 30 juta. Semua dihitung per kepala.
Dengan kata lain, ka lau ada nomor beregu yang me raih medali, semua akan mendapatkan nominal yang sama seperti prestasi individual. Misalnya, sepakbola yang mem bawa 20 pemain (inti plus ca dangan) jika merebut emas, ma ka pemerintah harus menggelontorkan bonus Rp 200 juta kali 20 pemain atau sekitar Rp 4 miliar. Itu belum termasuk pelatih dan asistennya. Hingga tadi malam, sejumlah cabang olahraga melampaui tar get. Sebut saja atletik, karate, pan jat tebing, dan masih banyak lagi cabang olahraga yang perolehan emasnya sudah melam paui target.
Sementara, masih banyak cabang olahraga lain yang hingga saat ini berpotensi besar mendulang emas. ”Sekarang belum bisa dihitung secara riil. Semakin banyak medali, tentu akan semakin baik. Urusan dana, biar Menpora saja yang pusing. Itu pasti akan ka mi keluarkan. Pada Sea Games 2009 maupun Asian Games 2010, pemerintah kan tidak mem batasi jumlah rupiahnya. Yang penting punya prestasi,” tambahnya.
Alumnus Universitas Gajah Ma da ini memang sangat berha rap bahwa prestasi SEA Ga mes 2011 ini bisa dijadikan momentum kebangkitan prestasi olahraga nasional. Maklum, sejak krisis ekonomi 1998, pres tasi Indonesia terus terpuruk. Grafik peningkatan, baru terlihat pada era 2005. Di mana saat itu, Indonesia nangkring di posisi 5 besar SEA Games. Kemudian perlahan-lahan naik kembali kembali ke rangking ke-4. Dan pada Sea Games 2009/Laos, Indonesia akhirnya naik 1 strip ke posisi 3 besar Sea Ga mes.
”So far so good. Kemung kinannya sangat terbuka, tetapi ada hari-hari selanjutnya yang harus diperjuangkan,” tandasnya. Terpisah, Ketua Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indo nesia Emas), Tono Suratman, mengatakan ganjaran bonus itu juga akan dikucurkan kepada ja ja ran pelatih. Nominalnya, di bikin sama dengan kocek Sea Games 2009/Laos. Bagi atlet peraih emas, pelatihnya akan diganjar Rp 50 juta. Perak, kebagian Rp 30 juta. Sementara perunggu, kecipratan Rp 15 juta.
Tak Afdol Tanpa Emas Sepak Bola
Sudah 20 tahun lamanya Indonesia puasa emas di cabang olahraga sepakbola Sea Games. Terakhir, tim merah putih meraih emas tahun 1991 di Fili pina. Padahal, perhelatan yang kini dilaksanakan di Jakarta dan Palembang itu hanya diikuti oleh negara-negara dari Asia Teng gara. Kini Egi Melgiansyah dkk sudah bisa merealisasikan hal itu. Ken dati tidak langsung mendapatkan medali emas, namun per jalanan menuju juara di cabang sepak bola sangat terbuka lebar.
Syaratnya, harus melaju ke final dengan mengalahkan Viet nam di laga semi final. Nasib akhirnya mempertemukan kembali tim nasional Indone sia U-23 lawan Vietnam di SEA Games XXVI/2011 malam nan ti.Hal tersebut menyusul ke kalahan Tim Garuda Mudasebutan Timnas Indonesia U-23- dari Malaysia dengan skor 0-1 pada laga pamungkas pe nyisihan Grup A, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (17/11).
Bicara perolehan medali, Indo nesia memang sudah di atas angin akan mentasbihkan diri menjadi jawara Sea Games. Namun hal itu tidak serta merta menjadi jaminan bahwa masyarakat akan sumringah dengan hasil itu. Pasalnya, banyak ka langan menilai, juara Sea Games tidak terasa sempurna jika cabang olahraga sepak bola melempem dan tidak mendapat kan medali emas.
Hal tersebut dibenarkan oleh legenda hidup sepak bola nasional, Anjas Asmara. Pemain yang pernah menjadi sejarah jelang Olimpiade 1976 itu menilai karena melihat banyaknya animo masyarakat yang tinggi yang terbukti dari penuhnya stadion dan uforia nonton bareng di berbagai tempat, cabang sepak bola merupakan olahraga idola yang diminati masyarakat dan selalu menjadi tolak ukur kebanggaan.
”Bagai sayur tanpa garam. Ham bar. Sepak bola harus menda patkan emas baru masyarakat puas. Buktinya lihat sendiri di Stadion. Stadion penuh dan sesak, atmosfir sangat luar biasa,” ujar Anjas Asmara. Namun, kerikil tajam akan melewati perjalanan Garuda Muda. Timnas pun diwajibkan berhati-hati menghadapi Vietnam dan tidak begitu saja memandang sebelah mata. Maklum saja, saat ini Vietnam merupakan salah satu kekuatan besar di kawasan Asia Tenggara. Rekor pertemuan juga me nun jukkan Timnas Indonesia tidak lebih dominan. Apalagi, skuad Vietnam mampu menunjukkan mentalitas yang jauh lebih baik. (ags/lis)
Bonus Pusingkan Menpora
4/ 5
Oleh
Add Comments


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.