Radar Lama Di Bandara Soekarno Hatta akan segera di ganti dengan yang lebih layak
headlines nasionalDianggap Bahayakan Keselamatan Penumpang
TANGERANG-Radar uzur bandara Soekarno-Hatta yang sempat mengacaukan jadwal penerbangan dan mengancam keselamatan penumpang tak bisa dianggap enteng. Itu sebabnya, Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gedung Tower atau pemandu lalu lintas udara (radar) di bandara internasional itu, kemarin pagi. ’’Kunjungan saya ke sini ingin mengetahui secara lang sung apa masalah pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Controller (ATC), Bandara Soetta,’’ kata EE Ma ngindaan saat sidak ke Bandara Soetta, kemarin. Da lam kunjungan tersebut, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu didampingi Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay dan jajaran Kemenhub lainnya. Seperti diberitakan INDOPOS, sistem pengatur lalu lin tas udara atau radar di Bandara Soetta sering mati dan menyebabkan puluhan penerbangan yang akan mendarat maupun take off tertunda keberangkatannya (delay), baik dari Bandara Soetta ke bandara lain maupun arah sebaliknya.
Rusaknya sistem radar tersebut ka rena sudah uzur EE Mangindaan meminta kepada PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soetta secepatnya menyelesaikan tender pengadaan perangkat sistem jaringan pengatur lalu lintas uda ra tersebut. Dengan demikian, pengaturan lalu lintas uda ra tidak lagi tergantung dengan Singapura. ’’Saya minta penggantian perang kat radar segera dilakukan karena perangkat itu penting untuk keselamatan, kelancaran dan kenyamanan penerbangan,’’ tegas Mangindaan. Menhub juga sempat melihat perangkat ATC dan berbincangbincang dengan petugas yang kerap disebut polisi udara itu. Dia meminta meminta agar perangkatnya segera diganti. Perangkat cadangan baru ini nantinya akan langsung menggantikan posisi perangkat Jakarta Automated Air Traffic Control System (JAATS) yang ada sekarang.
Menurut Menhub, selama pengadaan JAATS yang baru untuk pengganti yang ada saat ini belum selesai, AP II sudah harus menyiapkan perangkat untuk back up atau cadangan. Perangkat cadangan JAATS ini harus sudah siap operasi paling lam bat Desember ini atau Januari 2012. Penyiapan perangkat jaringan sis tem radar yang baru itu, kata Ma ngindaan, harus diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Khusus di Bandara Soetta, masih dibutuhkan 100 personel ATC untuk menambah pelayanan. Menhub juga meminta pengelola bandara untuk memperhatikan kesejahteraannya petugas ATC ini memiliki tanggung jawab pekerjaan yang tinggi dengan konsentrasi penuh demi keselamatan penerbangan. ’’Kesejahteraan kepada tenaga ATC itu sangat perlu agar mereka benar-benar bisa kerja tanpa harus memikirkan masalah keuangan.
Mereka ini beda, karena itu saya minta ini diperhatikan,’’ pungkasnya. Sementara itu, Deputi Senior General Manajer AP II Cabang Bandara Soetta Mulya Abdi menya takan pihaknya segera meng gelar tender terbuka penga daan sistem radar baru atau disebut JAATS 2 senilai Rp 700 miliar. ’’Setidaknya proses ten der dimulai pada akhir tahun ini. Nantinya berlokasi di dae rah Batujaya II di luar Bandara Soekarno-Hatta sekitar 5 kilo meter-10 kilo meter,’’ kata Mul ya kepada INDOPOS. Mulya menegaskan, Bandara Soetta memiliki tiga fasilitas perangkat radar. Yaitu Jakarta Auto mated Air Traffic Control Sys tem (JAATS), Jakarta Automated System Supports (JASS), dan Emergency Jakarta Air Auto mated Traffic Control System (EJAATS).
Cadangan perangkat lain yang disiapkan di bandara itu yakni sistem manual. ’’Kalau tiga fasilitas itu mengalami gang guan kami masih punya satu cadangan perangkat manual,’’ pungkasnya. Mulya Abdi menegaskan beberapa hari sebelumnya sidak Menhub, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga datang PT Angakasa Pura II. Mantan Direktur Utama PLN itu sempat memberikan pengarahan kepada jajaran direksi dan memberikan pengarahan bagaimana meningkatkan kenerja sebelum berangkat ke luar daerah. ’’Bahkan Pak Menteri BUMN sempat meninjau Terminal I dan II. Tetapi dalam kunjungan tersebut lebih banyak membahas bagaimana meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan,’’ jelasnya. (gin)