Kubu SBY Bermanuver, Anas Terdesak?
Heboh Dan Hot Trending TopikPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bersama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. ANTARA/Widodo S. Jusuf |
Jakarta - Sebagian kader Partai Demokrat yang dikenal dekat dengan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono menuntut Anas Urbaningrum untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua umum. Desakan itu muncul setelah hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting menunjukkan tingkat elektabilitas Partai Demokrat melorot. Anas dianggap sebagai penyebab kemerosotan suara partai.
Jarang bersuara, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono pun angkat bicara. Ibas--sapaan putra bungsu Yudhoyono ini--menilai merosotnya citra partai disebabkan oleh kasus korupsi yang melibatkan sejumlah kader.
Dalam pernyataan tertulis kemarin, Ibas juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memastikan status kader Demokrat yang diduga terlibat korupsi. “Kalau salah, ya, salah; kalau tidak, ya, tidak,” ujarnya. Belakangan ini, nama Anas kerap dikaitkan dalam kasus korupsi Hambalang.
Sekretaris Dewan Pembina Demokrat Jero Wacik mengungkapkan bahwa pemberitaan perihal Anas membuat Demokrat tersandera. Karena itu, ia menyarankan agar Anas berinisiatif mengundurkan diri. “Saya pikir itu tindakan yang baik,” ujarnya, Ahad lalu.
Di kantornya, kemarin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu kembali buka mulut. Jero berharap para kader mengutamakan kepentingan partai ketimbang kepentingan pribadi. Ia juga mendesak Presiden Yudhoyono untuk turun tangan menyelamatkan partai.
Namun, Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia Dewan Pengurus Pusat Demokrat, M. Rahmad, menyebutkan bahwa langkah Jero untuk meminta Anas mundur berisiko menghancurkan partai. “Anas mundur, ribuan kader Demokrat hengkang,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Saan Mustopa berpendapat, seharusnya kader bersinergi menyikapi hasil survei. Dia pun menegaskan bahwa keterlibatan Anas dalam perkara Hambalang belum jelas. “Jika berstatus tersangka, kader Demokrat pasti mundur dari jabatannya.”
WAYAN AGUS PURNOMO | ANANDA BADUDU | BERNADETTE CHRISTINA | PRIHANDOKO | SATWIKA | EFRI R
sumber : tempo.co