Mesir tutup siaran televisi tayangkan tari perut
Dunia Trending TopikPengadilan Mesir baru-baru ini menutup stasiun televisi asal Mesir, Al-Tet. Pengadilan menyatakan televisi itu telah mengudara tanpa izin dan memperlihatkan iklan yang dapat membangkitkan gairah pemirsanya.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (21/2), menurut pengadilan Mesir, Al-Tet telah menayangkan iklan produk penambah gairah seksual dan mempromosikan mak comblang. Al-Tet juga menyiarkan tari perut selama 24 jam penuh saban harinya.
Namun, Direktur Al-Tet, Baleegh Hamdy, berjanji tidak akan menghentikan program acara itu. Dia justru menuding pengadilan telah menggunakan alat bukti yang tidak akurat ketika membuat putusan.
"Hakim seharusnya memeriksa fakta-fakta terbaru terkait bukti yang diajukan pengacara. Televisi ini tidak menampilkan iklan produk seksual yang tidak memiliki izin. Ada lebih dari 150 saluran di Mesir juga menayangkan iklan yang sama dengan produk itu. Tapi kenapa orang hanya menuding Al-Tet," kata Hamdy.
Dia menjelaskan televisinya memiliki izin dan saluran itu mengudara melalui perusahaan penyedia layanan satelit asal Bahrain yaitu Noorsat. Dia menambahkan, Noorsat saat ini telah menghentikan siaran televisi Al-Tet setelah kasus ini mencuat.
Namun, tidak berhenti di situ, Hamdy saat ini dikabarkan juga akan meluncurkan saluran televisi baru yang diberi nama Bom Tak. Selain itu, dia juga akan membuat program lain yang diunggah di situs berbagi video Youtube, di mana semua orang dapat dengan bebas melihat tari perut.
Banyak saluran televisi seperti Al-Tet beroperasi setelah lengsernya rezim Husni Mubarak pada 2011. Al-Tet saat ini memiliki saluran televisi di Amerika Serikat dan Kanada. Pemilik televisi itu dipercaya adalah warga Amerika.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin tidak disebutkan namanya mengatakan pihaknya menyambut baik keputusan pengadilan lantaran telah menutup saluran televisi Al-Tet.
Wakil Pemimpin Redaksi surat kabar milik Ikhwanul Muslimin, Abdel Haleem Behiry, menyatakan sistem peradilan adalah salah satu faktor yang masih dapat mengamankan nilai-nilai sosial.
[fas]
Sumber : merdeka.com