Kamis, 07 Februari 2013

Penjelasan Ilmiah Modifikasi Hujan Jakarta

Penjelasan Ilmiah Modifikasi Hujan Jakarta

BPPT: 7 Ton Garam Ditabur Cegah Hujan di Jakarta  
Bubuk NaCl di pesawat hercules sebelum dilakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (28/1). Operasi TMC dilakukan dengan cara menyemai bubuk NaCl di awan yang disebar melalui pesawa C-130 Hercules milik TNI-AU. TEMPO/Seto Wardhana
 
Bandung - Pakar perubahan iklim dari Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi, mengatakan modifikasi awan yang dilakukan BNPB untuk mencegah banjir Jakarta bisa berhasil, asalkan memenuhi beberapa syarat. Menurutnya, rekayasa cuaca ini pada dasarnya merupakan upaya mempercepat turunnya hujan di lokasi lain.

"Dulu teknologinya dengan cara menebarkan garam dan tepung dengan pesawat di awan mendung, sekarang bisa pakai flare (roket) yang menembakkan garam ke awan," katanya kepada Tempo, Sabtu, 26 Januari 2013.

Garam yang bersifat hidroskopis berfungsi untuk menyerap uap air. Dengan cara itu, proses pembentukan awan hingga matang, dimajukan satu jam. Soalnya, garam mengganggu inti pembentukan awan.

Agar berhasil, Armi mengingatkan pelaksana rekayasa cuaca ini supaya memastikan pergerakan awan setiap harinya. Soalnya, awan bergerak sesuai tiupan angin dari laut ke darat pada siang hari dan berbalik arah pada malam harinya. Selain itu, Armi juga minta agar target penyebaran garam benar-benar menyasar awan basah. "Harus kena awan cumulus atau cumulonimbus. Kalau awannya kering tidak mungkin bisa," katanya.

Tak hanya itu, Armi menegaskan bahwa rekayasa awan harus mengikuti karakteristik cuaca. Menurutnya, awan biasanya mulai bergerak dari subuh hingga pukul 6 atau 7 pagi dari laut ke daratan. Berdasarkan hasil riset karakteristik cuaca dan hujan di Jakarta sejak 2007, kata Armi, pada hari-hari ini Jakarta tidak hujan kala siang, melainkan sore hari. "Hujan paling cepat mulai pukul 3 sore, biasanya antara pukul 4-5 sore," katanya. Periode hujan yang sama terjadi di Bogor dan Depok. Armi menyarankan hujan diturunkan sebelum mencapai Jakarta.

Selain itu, Armi menyarankan BNPB untuk menurunkan hujan di laut pada malam hari. "Kalau hujan turun di laut pada siang hari, malah bikin banjir rob," katanya.

ANWAR SISWADI


Wah Mantab Betul Riset Wartawan Tempo (komentar : Admin Jurnal Harian)
 
sumber : tempo.co
Penjelasan Ilmiah Modifikasi Hujan Jakarta
4/ 5
Oleh
Add Comments


EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.